Aom Muharam-Wirkus V -Dalem Haji

public profile

Aom Muharam-Wirkus V -Dalem Haji's Geni Profile

Share your family tree and photos with the people you know and love

  • Build your family tree online
  • Share photos and videos
  • Smart Matching™ technology
  • Free!

About Aom Muharam-Wirkus V -Dalem Haji

Raden Aria Adipati Wiranatakoesoemah V Menteri Dalam Negeri RI Pertama

Raden/ Aom Muharam, Dalem Haji
1912-1920 Bupati Cianjur
1920-1931 Bupati Bandung
1935-1945 Bupati Bandung

1965 Wafat

Putra Tunggal Kanjeng Raden Adipati Kusumahdilaga saudara Raden Aria Adipati Wiranatakusuma IV cucu Raden Aria Adipati Wiranatakusuma III

Beliau yang pertama kali memperkenalkan tradisi peringatan Isra Mi’raj di Mesjid Agung Bandung pada tahun 1924 sebelum naik haji di tahun itu juga. Tradisi ini kemudian dibawa ke istana negara oleh Soekarno kala menjadi presiden.

Raden Adipati Aria Muharam Wiranatakusumah mempunyai nama kecil Muharam. Wiranatakusumah V adalah gelar beliau sebagai Bupati Bandung pada Periode 1920 - 1931 dan Periode 1935 - 1945. Pada tahun 1945 beliau diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia yang pertama. Wiranatakusumah adalah putra dari pasangan R. Adipati Kusumahdilaga dan R. A. Soekarsih. Ayahnya pun juga merupakan Bupati Bandung yang memimpin Bandung pada masa 1874-1893. Sumber: Pemandangan, 13 Juli 1934 halaman 2 kolom 3. Sumber: Koleksi Surat Kabar langka Terjilid Perpusnas RI Salemba (SKJIL-Team)
Ibu : dari salah seorang selir bernama R.A. Sukarsi

Isri-istri

1. NRA. Inda Admini / Yoyo
2. RA. Soehanah
3. RA. Hj. Syarifah Nawawi

  1. R.A. Hj. Nelly Wiranatakusumah
  2. Mien Soedarpo

4. NRA. Oekon Sangkaningrat Soeriadihardja
5. RA. Siti Aisyah
6. RA. Rohanah J.
7. RA. Euis Koeraesin

Anak-anak :

  1. R. Male Wiranatakusumah VI (Aom Male)
  2. R.A. Amalia Wiranatakusumah
  3. R.A. Madeleine Wiranatakusumah
  4. Raden Marjoenani Wiranatakoesoemah
  5. R.A. Martini Wiranatakusumah
  6. Raden Brigjen Pol H. Muharam Wiranatakusumah
  7. Raden Mohamad Sjarif Wiranatakusumah
  8. Letjen TNI Raden Achmad Wiranatakusumah
  9. Raden Mochammad Memed Wiranatakusumah
  10. Raden Abbas Wiranatakusumah
  11. R.A. Dion Rajaningrat Wiranatakusumah
  12. Raden Hidajat Wiranatakusumah
  13. RaH.den Mohammad Rachmat Wiranatakusumah
  14. Raden Muhyidin Wiranatakusumah
  15. Raden Rauf Achmad Mugni Wiranatakusumah
  16. R.A. Haniaty Wiranatakusumah
  17. Raden Arifin Wiranatakusumah
  18. Raden Otong Toyibin Wiranatakusumah
  19. Raden Achmad Halim Wiranatakusumah
  20. R.A. Leila K. Sarah Wiranatakusumah
  21. R.A. Soraya Wiranatakusumah
  22. Raden Murad Wiranatakusumah
  23. RA. Rita Radjaningrat Wiranatakusumah
  24. R. Tristan Delano Wiranatakusumah
  25. RA. Yootje Yolanda Komalaningrat Wiranatakusumah
  26. RA. Lidya Fatimah Permananingrat Wiranatakusumah
  27. R. Krishna Rajendra Wiranatakusumah
  28. RA. Connie Harisbaya Sangkaningrat Wiranatakusumah
  29. Kisenda Wiranatakusumah
  30. Yuma Wiranatakusumah
  31. Roxanne Wiranatakusumah
  32. Hendra Wiranatakusumah
  33. Muharam Wiranatakusumah
  34. Budiyana bin Maryoenani Wiranatakusumah
  35. Muhammad Ridwan Wiranatakusumah
  36. Adiarto Soenario

Cicit

  1. Tamara Bulan Tresna
  2. Yura Adinegara
  3. Shamira Banu Raja
  4. Nazira Alyousha
  5. Amatus Syakur
  6. R. Bintang Moga Gautama
  7. Matahari Permata Ningrat
  8. Mochammad Mega Cakra Buana
  9. Putri Pelangi Wulandari Kancana Ningrat
  10. Firzia Ratnaningrat
  11. Fazwan Kusumadinata
  12. Fitriasti Sangkaningrat
  13. Herfiani Soediro
  14. Yosiana Soediro
  15. Nursyarifah Lasminingrat Soediro
  16. Nabila Rinanti Rajapermas
  17. Rasyula Andari Rajapamerat
  18. Ali Ghiffar Putra Rinanto
  19. R. Muhammad Alwan Faris Fadlirullah
  20. Annisa Kurnia Fitri Wiranatakusumah
  21. Hafidz Shiddiq Wiranatakoesoema Abdurrasyid
  22. Fatih Fathan Nashrurrahman Wiranatakoesoema
  23. Aurellio Kenzino Wiranatakoeseoma Abiandra bin Budiyana
  24. Kalista Ellenia Wiranatakusumah Rahmadhyani binti Budiyana
  25. R. Irfan Fauzi Rahman Wiranatakoesoema
  26. Muhammad Rangga Wiranatakoesoma
  27. Muhammad Ridho Wiranatakusumah
  28. Mahalia Santini
  29. Santoso Adiarto Jr
  30. Nazwa Maulida Darimi Wiranatakoesoemah
  31. Aulia Rizda Darimi Wiranatakoesoemah

Buyut

Khalif Aljibran Gautama
Aubin Tarikh Yaseen

Raden Adipati Aria Martanegara diangkat sebagai Bupati Bandung pada 1893 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sehari menjelang pelantikannya, terjadi percobaan pembunuhan atas dirinya, tapi RAA Martanagara selamat dalam peristiwa itu.

Berdasarkan hasil penyelidikan pemerintah kolonial diperoleh bukti bahwa sekelompok bangsawan Bandung yang dipimpin Patih Bandung Raden Rangga Sumanagara terlibat dalam percobaan pembunuhan itu.

Pada masa kini, sering dilakukan penempatan seorang pejabat yang bukan putra daerah setempat. Kadang-kadang, hal ini menimbulkan keresahan, seperti juga yang terjadi dalam kasus RAA Martanagara.

Kiranya, apa yang dilakukan oleh RAA Martanagara dalam membangun daerah yang bukan tempat kelahirannya dapat dijadikan teladan, terlepas dari latar belakang atau motivasi yang mendasarinya. Yang jelas, ia sangat berjasa bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Bandung, sehingga sampai sekarang namanya diabadikan menjadi nama sebuah jalan di Kota Bandung.

Dalem Panyelang

Pada 7 April 1893, Bupati Bandung ke-10 Raden Adipati Kusumadilaga mangkat. Ia hanya meninggalkan seorang anak laki-laki yang baru berusia lima tahun, yaitu Raden Muharam. Sebagai pengganti bupati yang meninggal, pada 17 Juni 1893 diangkatlah RAA Martanagara, Patih Afdeling Sukapura Kolot (Mangunreja).

Pada masa itu pergantian seorang bupati yang meninggal atau berhenti dari jabatannya ditentukan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Ternyata, pengangkatan ini menimbulkan konflik dengan sekelompok bangsawan Bandung hingga terjadilah percobaan pembunuhan.

Apa motivasi percobaan pembunuhan itu? Bagaimana RAA Martanagara mengatasi kasus itu? Bagaimana pula hubungannya dengan elite politik Bandung setelah peristiwa itu dan pada masa-masa pemerintahannya kemudian?

Sebelum Martanagara terpilih jadi Bupati Bandung, Pemerintah Hindia Belanda waktu itu sempat menawarkan kepada Pangeran Aria Suriaatmaja, Bupati Sumedang ke-15 (1882-1919) yang terkenal dengan sebutan “Pangeran Mekah” (karena wafat di Mekah saat menunaikan ibadah haji). Tapi Pangeran Suriaatmaja tidak bersedia jadi Bupati Bandung.

Karena itu, Asisten Residen Sumedang, ravenswaai meminta agar RAA Martanegara yang waktu itu menjadi Patih Afdeling Sukapura Kolot, mengajukan surat permohonan untuk menjadi Bupati Bandung, tetapi perhomohan ini harus dirahasiakan. Sebulan kemudian, Residen Harders mengirim surat usulan kepada Gubernur Jenderal di Bogor.

Dalam surat usulan Harders itu, pertama-tama dilaporkan bahwa Bupati Bandung yang telah meninggal itu hanya meninggalkan seorang putra yang baru berusia lima tahun, yaitu Raden Muharam dari salah seorang selir bernama Sukarsi.

Dilaporkan pula bahwa bupati yang meninggal itu adalah saudara kandung Raden Adipati Wiranatakusumah IV (Dalem Bintang), Bupati Bandung sebelumnya. Dalam Bintang ini memiliki lima orang anak, yaitu;
1. Raden Demang Suriakarta Adiningrat, Patih Afdeling Cicalengka;
2. Raden Nataningrat, Asisten Wedana Buahbatu Bandung
3. Raden Wiranagara, Mantri Kabupaten Bandung
4. Raden Haji Natanagara, tidak mempunyai pekerjaan
5. Raden Yahya, tidak mempunyai pekerjaan.

Menurut Harders selanjutnya, berdasarkan Artikel 69 Regeerings Reglament, kelima anak tersebut, sebagai keturunan Bupati Bandung terdahulu dan masih keponakan bupati yang baru saja meninggal, berhak menjadi calon bupati. Akan tetapi, hanya anak pertama yang pantas untuk menjadi calon. Sebab anak ke-2 dan ke-3 meskipun cakap dalam bekerja, mereka senang berutang dan menghambur-hamburkan warisan ayah mereka, sedangkan anak ke-4 dan ke-5 mempunyai reputasi yang buruk.

Raden Demang Suriakarta Adiningrat, yang waktu itu menjadi Patih Afdeling Cicalengka, pernah diajukan untuk menjadi Bupati Bandung pada 22 September 1874, ketika ayahnya, Dalem Bintang meninggal. Akan tetapi, pada waktu itu ia dinyatakan belum mampu mengingat kesehatannya yang tidak baik, kurang energik, kurang bijak terhadap bawahan, dan tidak cepat tanggap dalam menghadapi persoalan sehingga ia hanya dijadikan patih. Ini dimaksudkan juga untuk menguji kemampuannya.

Selanjutnya, Harders menjelaskan bahwa kondite Patih Afdeling Cicalengka itu akhir-akhir ini termasuk sangat baik. Sebenarnya, ia sangat rajin, tetapi kurang tegas, keras dan tinggi hati terhadap bawahannya, serta terlalu hormat dan menjilat kepada atasan.

Selain itu, ia juga pernah mengadakan hubungan-hubungan akrab dengan istri-istri bawahannya. Sifat negatif lainnya dilaporkan oleh Harders bahwa Raden Patih ini cukup kaya, pandai memelihara warisan, tetapi terlalu kikir dan cara hidupnya terlalu sederhana bagi seorang pegawai tinggi. Ia juga menderita rematik, seperti ayahnya. Karena pertimbangan-pertimbangan itulah, Harders mengajukan Patih Cicalengka hanya sebagai calon Bupati Bandung nomor dua.

Selanjutnya, Harders menyatakan bahwa kualitas para kepala di Afdeling Bandung tidak dapat dipuji. Karena itu, diperlukan seorang bupati yang dapat mengendalikan mereka dan berani menindak tegas bawahannya.

Calon yang dianggap cocok untuk posisi itu adalah RAA Martanegara, Patih Afdeling Sukapura Kolot. Ia memberikan penilaian yang baik tentang calon ini. RAA Martanegara adalah seorang pegawai yang berpikiran maju, cepat tanggap (responsif), berwatak terbuka, jujur, setia, rajin, dan menguasai Bahasa Belanda. Ia juga sangat disukai dalam pergaulan, baik dengan orang Eropa maupun pribumi, dihormati oleh siapa saja, serta dapat dipercaya oleh atasan-atasannya.

Disebutkan pula berbagai penghargaan yang pernah diterima karena jasa-jasanya kepada pemerintah. Berdasarkan hubungan kekerabatan, ia juga dinilai memenuhi syarat. Kakeknya adalah Bupati Sukapura dari pihak ibunya dan bao-nya adalah menantu Bupati Sumedang. Ibu mertuanya, istri Bupati Bandung. Sementara itu, anaknya menikah dengan keponakan sekaligus anak angkat Raden Tumenggung Kusumadilaya, Bupati Bandung yang baru wafat.

Karena masih ada hubungan dengan bupati-bupati Bandung, menurut Harders, pengangkatan RAA Martanagara menjadi Bupati Bandung tidak akan menimbulkan sakit hati kalangan bangsawan Bandung. Dugaan ini ternyata meleset.

view all 27

Aom Muharam-Wirkus V -Dalem Haji's Timeline

1888
November 23, 1888
1913
April 27, 1913
Bandung, Bandung City, Nyugat-Jáva, Indonesia
1925
October 11, 1925
1965
January 22, 1965
Age 76