Nyi Mas Ratu Gedeng Babadan (Isteri ke 1)

public profile

Is your surname Ki Gedeng Babadan?

Research the Ki Gedeng Babadan family

Nyi Mas Ratu Gedeng Babadan (Isteri ke 1)'s Geni Profile

Share your family tree and photos with the people you know and love

  • Build your family tree online
  • Share photos and videos
  • Smart Matching™ technology
  • Free!

[61] Nyi Babadan Ki Gedeng Babadan

Also Known As: "deceased"
Birthdate:
Birthplace: Dukuh Babadan, Pajajaran
Death:
Immediate Family:

Daughter of Ki Gedeng Babadan
Wife of Syarief Sunan Gunung Jati / Syarif Hidayatullah Mahdoem Gunung Djati
Mother of Pangeran Trusmi Pangeran Mangkuratsari; Private; Ratu Mertasari (Nyi Gedeng Badori/Siti Armilah) Sindangkasih and Private

Managed by: Private User
Last Updated:

About Nyi Mas Ratu Gedeng Babadan (Isteri ke 1)

Selepas kedatangan Syarif Hidayatullah ke Cirebon, beliau dikisahkan langsung membantu Uwaknya Pangeran Cakrabuana untuk mendakwahkan Islam ke pelosok-pelosok desa yang ada di wilayah Cirebon. Sunan Gunung Jati muda itu mendatangi tiap-tiap desa guna mengenalkan Islam bagi para penduduknya.

Dari seringnya beliau melakukan blusukan itu, kemudian ternyata beliau berjumpa dengan cinta pertamanya, seorang gadis desa rupawan.

Pertemuan pertama antara kedua Pemuda dan Pemudi yang kemudian berbuah cinta itu terjadi di kebon Cempaka putih milik Kiyai Gedeng Babadan.
Kisah ini dituturkan dalam naskah Mertasinga pupuh X.13-X.23. Adapun kisahnya sebagai berikut:

Syarif Hidayatullah Muda, pamit dan melanjutkan perjalananya ke arah barat, dimana ia menjumpai pohon cempaka putih tanaman Kiyai Gedeng Babadan[1]. Yang semula layu karena terkena penyakit.

Kiyai Gedeng sangat kesal haitinya melihat tanaman-tanaman yang akan mati itu, maka keluarlah ucapannya ”Barangsiapa yang bisa menolong tanamanku yang kering ini, dan dia bisa membuatnya menjadi sehat kembali, menjadi segar spserti semula, maka anakku yang cantik akan kuberikan kepadanya dan tidak kepalang, diapun akan kujungjung kuangkat menjadi jungjunganku”.

Beberapa waktu kemudian, Ki Gedeng melihat anaknya datang membawa sebuah baju berbentuk jubah berwarna kuning, ia kemudian berkata pada ayahanya “Ayah aku telah menemukan baju ini, lihatlah ini kubawa bagus sekali warnanya kuning dan juga harum baunya”.

Kiyai Gedeng berkata dengan lembut “Aduh anakku, mengapa baju itu kau ambil.?, Ku banyangkan tentu pemiliknya akan kehilangan, nanti kamu akan dituduh mencuri baju itu. Inikan taruhanya harga dirmu nak..! Pemiliknya tentu akan segera datang menyusul, karena disini tak ada yang mempunyai baju seperti itu. Dari mana kamu memperoleh baju itu anakku..?”.

Si anak itu berkata “ayah…baju ini kuambil dari kebun cempaka putih. Baju ini tergantung di salah satu pohon itu, aku tak tahu siapa pemiliknya. Adapun tanaman-tanaman itu sekarang keadaannya sekarang telah pulih, semuanya menjadi sehat kembali bagaikan didukuni”.Mendengar berita dari anaknya lalu Kiyai Gedeng cepat keluar dan memeriksa tanamannya yang telah pulih seperti sedia kala.

Tidak lama kemudian, Syarif Hidayatullah muda datang mencari bajunya, akan tetapi baju itu tidak ditemukannya. Kiyai Gedeng menyambutnya dan berkata “Tuan yang bercahaya indah, kuserahkan hidup dan mati hamba kepada tuan. Hamba inilah yang mempunyai anak perempuan yang mempunyai kesalahan telah mengambil baju itu”.

Berkata Syarif Hidayaytullah muda “Janganlah risau hatimu, dirimu kumaafkan dan kalau ada kerelaan bapak, anakmu kuminta untuk ku peristri”.

Kiyai Babadan menjawab “Terserah kehendak tuan, bila tuan berkenan mengambil anak dusun dan buruk ini “. Syarif Hidayatullah pun menerima dan itulah untuk pertama kalinya beliau mempunyai Istri.

Sumber :
https://www.historyofcirebon.id/2018/02/nyimas-babadan-istri-pertam...

Putri Bangsawan di Babadan, Ki Gedeng Babadan, Cirebon. "Tidak punya anak".