Ratu Kawunganten .

public profile

Is your surname .?

Research the . family

Share your family tree and photos with the people you know and love

  • Build your family tree online
  • Share photos and videos
  • Smart Matching™ technology
  • Free!

About Ratu Kawunganten .

Putri Bupati Banten.


Nyai Ratu Kawunganten

Nyi Kawunganten putra Surasowan adalah isteri Syarif Hidayatullah /Sunan Gunung Jati Cirebon. Syarif Hidayatullah dari Nyi Kawunganten dikaruniai 2 orang putra, yaitu Ratu Kalinyamat dan Maulana Hasanudin ( Sultan Banten 1552 – 1570 M ). Dari Maulana Hasanudin menurunkan para Sultan Banten sebagai berikut :

  1. 1570 – 1580 M Maulana Yusuf
  2. 1580 – 1596 M Maulana Muhammad
  3. 1624 – 1651 M Abdul Mufakir
  4. 1651 – 1682 M Abdul Fatah/ Sultan Ageng Tirtayasa
  5. 1682 – 1687 M Sultan Haji * )
  6. 1687 – 1690 M Sultan Abu’l Fadhl , putra 5
  7. 1690 – 1733 M Sultan Abu’l Mahasin Muh. Zaenal Abidin
  8. 1733 – 1750 M Sultan Abu’lfathi Muh. Arifin

Keterangan :

  • ) Sultan Haji (1682 – 1687 M), setelah tidak menjadi Sultan, beliau menjadi ulama terkenal dengan sebutan Syekh Maulana Mansur. Beliau adalah salah satu ulama penyebar dan pengembang agama Islam di tatar Pasundan. Ulama yang sejaman dengan beliau adalah Syekh Jafar Sidik ( Cibiuk Garut ) dan Syekh Abdul Muhyi ( Pamjahan Tasikmalaya).

Menurut Catatan Silsilah, ada diantara beberapa keturunan Syeh Maulana Hasanudin ( Banten ) ada pula yang berbaur dengan Keluarga Besar Sunan Cipancar Limbangan atau Bani Nuryayi atau mungkin sekeseler lainnya di daerah Garut dan sekitarnya, misalnya yaitu Nyi Rd. Syarifah Aisah, isteri dari Kyai Rd. Moh. Aonilah yang terkenal dengan sebutan Mama Serang Cibiuk ( Cibiuk/ Limbangan ). Atau juga KH Tb. Aliban menantu dari Ny Rd. Dhomah cucu Embah Nuryayi – Suci/ Nyi Rd. Bathiyah – Cimalaka Wanaraja/Limbangan. Lihat riwayat dan rundayannya pada Bagian lain.

Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten merupakan anak dari Raja Banten yang dipersunting oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dalam perjalanan sejarahnya Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten merupakan sosok yang membuka hutan Lebak Sungsang saat itu yang kini menjadi wilayah Kedokanbunder.

Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten merupakan sosok penting dalam perjalanan keberadaan Kedokanbunder. Dimakamkan di Desa Kedokanbunder, Situs Makom Nyi Mas Ratu Kawunganten tidak pernah sepi dan selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah dari dalam daerah maupun luar Kabupaten Indramayu.

Istri pertama Sunan Gunung Jati adalah Nyai Ratu Kawunganten, putri bupati Kawunganten-Banten Sang Surasoan. Sunan Gunung Jati dikaruniai 2 anak dari Nyimas Ratu Kawunganten, yakni :

  1. Nyai Ratu Winahon/Nyai Ratu Winangun.
  2. Maulana Hasanudin, yang kemudian menjadi Sultan Banten. Hubungan dengan Demak terjalin karena Maulana Hasanuddin sendiri, menikahi salah seorang putri Sultan Trenggono, raja Demak ketiga.

Nyimas Kawunganten merupakan istri Sunan Gunung Jati kedua asal Banten, dari perkawinan keduanya kelak melahirkan Hasanudin yang kemudian dinobatkan menjadi Sultan Banten pertama. Kisah mengenai perkawinan keduanya dikisahkan dalam beberapa naskah Cirebon dengan singkat dan jelas. Kisah perkawinan tersebut dimulai dari kunjungan Ratu Krawang kepada Sunan Gunung Jati yang membawa serta Nyimas Kawunganten yang kala itu sedang cantik-cantiknya.

Kisah mengenai perkawinan Sunan Gunung Jati dengan Nyimas Kawunganten diceritakan dalam naskah mertasinga pupuh XVIII. Dari perkawinan keduanya lahir seorang anak perempuan yang diberi nama Ratu Winaon, kemudian adik laki-laki yang diberi nama Pangeran Sebakingkin yang kemudian menjadi Sultan Banten.

Adapun Ratu Winaon, kelak dipersitri oleh orang sebrang yang bernama Pangeran Atas Angin yang berkedudukan di Jambu Karang. Daerah tersebut sekarang identik dengan daerah Bengkulu ada juga yang mengatakan daerah Sumatra Barat/Minang.

Situs Nyai Kawunganten

Kisah tentang Nyai Kawunganten dijadikan situs yang berada di Desa/Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Berbicara tentang Desa Kedokanbunder, tidak lepas dari tokoh Nyi Mas Ratu Ayu Kawunganten. Sejumlah sumber menyebut, Nyai Kawunganten merupakan anak dari Raja Banten yang dipersunting oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Dalam perjalanan sejarahnya, Nyai Kawunganten merupakan sosok yang membuka hutan Lebak Sungsang saat itu yang kini menjadi wilayah Kedokanbunder. Nyai Kawunganten merupakan sosok penting dalam perjalanan keberadaan Kedokanbunder. Dimakamkan di Desa Kedokanbunder, situs ini tidak pernah sepi dan selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah dari dalam daerah maupun luar Kabupaten Indramayu.

Selain area makam, di tempat ini juga terdapat situs Sumur Gede peninggalan Nyai Kawunganten. Dalam sejarahnya, sumur tersebut merupakan penyelamat bagi warga untuk kebutuhan air minum, mandi, berwudhu, bercocok tanam maupun kebutuhan lainnya ketika musim kering tiba. Masih terlihat jelas pohon-pohon besar peninggalan jaman dahulu berdiri dengan kokohnya di sekitar area sumur ini. Secara perlahan, makam Nyai Kawunganten telah dilakukan berbagai perbaikan dan penataan sehingga terlihat lebih asri dari waktu-waktu sebelumnya.

Kuwu Kedokanbunder, Waskim mengatakan, keberadaan situs ini harus terus dikembangkan. Pihaknya meminta kepada Pemkab Indramayu melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ataupun Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga atau perangkat daerah lainnya untuk bisa melaksanakan kegiatan pengembangan sarana dan prasarana lainnya yang saat ini sangat dibutuhkan.