{15} Sayyid Ali Nurul Alam ., Azmatkhan

public profile

Is your surname .?

Research the . family

{15} Sayyid Ali Nurul Alam ., Azmatkhan's Geni Profile

Share your family tree and photos with the people you know and love

  • Build your family tree online
  • Share photos and videos
  • Smart Matching™ technology
  • Free!

{15} Sayyid Ali Nurul Alam ., Azmatkhan

Also Known As: "Saiyid Ali Al-Mashur Al-Lagihi", "Pateh Arya Gajah Mada Majapahit", "Chermin-Majapahit II"
Birthdate:
Birthplace: Johor, Malaysia
Death:
Immediate Family:

Son of {14} Jamaluddin Akbar (Syekh Juned Jumadil Qubro) Azmatkhan Al-Hussein and #5 Putri Syahira Kelantan
Husband of Wife of Sayyid Ali Nurul Alam Qunbul "Patih Arya Gajah Mada", of Egyptian Ancestry
Father of {16} Syarif Abdullah Mahmud Raja DutaUmdatuddin (Maulana Ishaq Syarif Abdullah) Raja Champa 1471-1478; Syeikh Wan Hussein as-Senawi Sayyid Ali Nurul Alam; Wan Demali Alim ud-din; Syeikh Muhd. Shalih Bin Syeikh Ali Ahmad Liyi al-Jarimi al-Aidrus; Prabhu Anom Bhra Wijaya Ibni Syed Hussain-Mataram and 15 others
Brother of Siti Aisyah (Puteri Ratna Kusuma) .; Puteri Syahirah and Wife of Ahmad
Half brother of 4 Sunan Kramasari As-Samarqandiy (Sayyid Sembahan Dewa Agung); Sayyid Yusuf Siddiq; As-Sayyid Al-Habib Kyai Ageng Pengging Raden Kebo kenanga, As-Samarqandhi Al-Azmatkhan; Ahmad Jumadil Kubro; Sultan 2 Barkat Zainal Alam-22 [Versi 1] Kesultanan Johor and 49 others

Managed by: Private User
Last Updated:

About {15} Sayyid Ali Nurul Alam ., Azmatkhan

Perdana Menteri Majapahit di Kelantan c1432-c1467.


Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II 1432-1467. Fled to Champa with the Sultan, following the Siamese conquest in 1467.



Nurul Alim, descendant of Rasullah saw (putra cicit), brother of Barkat Zainal Abidin and Ibrahim Zainal Akbar.

Name changed from Ali Burul Alim to Ali Nurul Alam by Moggi 28 April 2009.

Notes on May 20, 2009:

His name in Joyce FG: Nurul Alam, link to his other profile:

{15} Sayyid Ali Nurul Alam ., Azmatkhan

Notes on 22 January 2010/em:

Name in Azmatkhan doc.: Sayyid Ali Nurul Alam.

=======================================================================================================================

Info tambahan :

INFO DIBAWAH INI KELIRU !!!

sumber : http://berandamadina.wordpress.com/2011/05/16/pateh-aria-gajah-mada...

Dari Sayyid Ali Nurul Alam banyak melahirkan Keturuanan Raja Raja dan Sultan Nusantara.Seperti Sultan Kelantan,Sultan Ceribon,Sultan Pagar Ruyung dan Sultan Ternate juga Sultan Demak.Anak beliau ramai dan saya hanya ketahui seramai 8 orang sahaja iaitu

  1. Wan Abdullah/Wan Bo Teri Teri/Sultan Hud.
  2. Wan Husin Senawi.
  3. Wan Demali/Laksamana Bentan.
  4. Wan Jamal.
  5. Wan Biru/Puteri Cempaka Biru.
  6. Wan Hasan
  7. Wan Senik
  8. Wan Muhamad Sallih Al Lagihi

Sumber : http://p2kw.blogspot.com/2011/05/kesultanan-kelantan-adalah-dari.html

Maharaja Srimat Trailokyaraja (Maharaja Imbang Jaya - 1233)

Maharaja Suran

Raja Tilam

Raja Sakranta

Sultan Mahmud Jiddah

Raden Mas Ariya (Hang Tuah dikatakan pernah berguru dgn baginda - Hikayat Hang Tuah)

Putri Selindung Bayu (berkahwin dgn zuriat keturunan Nabi Muhammad S.A.W iaitu Sayyid Husain Jamadil Qubra - moyang kepada Wali Songo - rujuk nota tambahan di bawah)

Sayyid Ali Nurul Alam

Sultan Maulana Sharif Abu Abdullah

Wan Abdul Muzaffar

Sultan Abdul Hamid Syah..

Sultan Abdul Hamid Syah ada 3 putera :

- Datu’ Nik Ibrahim

- Sultan Nik Badr Us Salam

- Nik Ali @ Fakeh Ali

[ADA PENDAPAT LAIN YANG MENGATAKAN BAHAWA JURAI KETURUNAN SELANJUTNYA ADALAH DARI KETURUNAN FAKEH ALI, DAN BUKANNYA SULTAN NIK BADR US SALAM]

Sultan Nik Badr Us Salam (putera Ke2 Sultan Abdul Hamid Syah) mendapat seorang putera yang bernama Wan Daim.

Wan Daim pula memperoleh 3 putera iaitu :

- Tuan Sulong : mempunyai putera bernama Long Pandak yg menjadi raja Kota Kubang Labu (Pasir Pekan, Kota Bharu, Kelantan)

- Long Bahar (Raja Jembal) : mempunyai anak bernama Long Sulaiman, dan Long Sulaiman pula mempunyai anak bernama Long Yunus (Moyang kepada Sultan Kelantan sekarang)

- Raja Long Nik (Datu’ Pujud) : raja negeri Reman (kini : meliputi Yala, Grik & Hulu Kelantan) ↓

Raja Long Nik (Putera ke3 Wan Daim) mempunya 4 putera :

- Long Nuh

- Long Man

- Long Abdul Rahman (Raja Legeh)

- Long Gaffar (pengasas sebenar negeri Kelantan moden setelah berjaya mengalahkan kerajaan Kota Kubang Labu dalam dua peperangan sekitar tahun 1760-an)



Notes on 22 January 2010/em:

Name in Azmatkhan doc.: Sayyid Ali Nurul Alam.

Name in Alawiyin website: Ali*Nurul*Alam-Jamaluddin*Husein-22.

Reference Link: http://familytreemaker.genealogy.com/users/a/s/y/Naqobatul-Asyrof-J...



In Herman Tree: Makmudilkarim
Nurul Alim, descendant of Rasullah saw (putra cicit), brother of Barkat Zainal Abidin and Ibrahim Zainal Akbar.
Name changed from Ali Burul Alim to Ali Nurul Alam by Moggi 28 April 2009.
Notes on May 20, 2009:
His name in Joyce FG: Nurul Alam, link to his other profile:
{15} Sayyid Ali Nurul Alam ., Azmatkhan
Notes on 22 January 2010/em:
Name in Azmatkhan doc.: Sayyid Ali Nurul Alam.
Child sequence not change (3).
Name in Alawiyin website: Ali*Nurul*Alam-Jamaluddin*Husein-22.
Reference Link: http://familytreemaker.genealogy.com/users/a/s/y/Naqobatul-Asyrof-J...


Sayyid 'Ali Nurul Alam bin Husain Jamadi al-Kubra (1432-1467 M)

Gelar Maulana 'Abdul Malik Israil / Sultan Qanbul) alias Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II menjabat antara 1432-1467 M, Sultan Patani Darussalam, Minak Brajo Nato.

Lahir: Samarkhand, dekat kota Bukhoro, wilayah Negara Azarbaijan, 1402 M.
Wafat : Siam / Muangtai / Tailand ; Pemakaman Gunung Santri - Cilegon - Banten

Maulana Malik Israil adalah anak yang ke 13 keturunan Sayyid Husein Jamaluddin Jumadil Kubro

Beliau menikah dengan wanita dari Siam dan dikaruniai putra :

  1. Syekh Abdullah
  2. Syekh Nurul Alam

NASAB SYEKH ALI NURUL ALAM

  1. Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
  2. Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib
  3. Al-Imam Al-Husain
  4. Al-Imam Ali Zainal Abidin
  5. Al-Imam Muhammad Al-Baqir
  6. Al-Imam Ja’far Shadiq
  7. Al-Imam Ali Al-Uraidhi
  8. Al-Imam Muhammad An-Naqib
  9. Al-Imam Isa Ar-Rumi
  10. Al-Imam Ahmad Al-Muhajir
  11. As-Sayyid Ubaidillah
  12. As-Sayyid Alwi
  13. As-Sayyid Muhammad
  14. As-Sayyid Alwi
  15. As-Sayyid Ali Khali’ Qasam
  16. As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath
  17. As-Sayyid Alwi Ammil Faqih
  18. As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan
  19. As-Sayyid Abdullah
  20. As-Sayyid Ahmad Jalaluddin
  21. As-Sayyid Husain Jamaluddin Al-Akbar/ Syekh Jumadil Kubro
  22. As-Sayyid Ali Nurul Alam

PERJALANAN DAKWAH SYEKH ALI NURUL ALAM
Hubungan beliau dengan Sultan Muhammad 1 dari Kesultanan Turki Usmani sangat akrab, melalui jasa beliaulah akhirnya Sultan Muhammad I dari Kesultanan Turki Usmani berinisiatif mendirikan Majelis Dakwah Walisongo pada tahun 1404 Masehi. Saat terbentuknya Majelis Dakwah Walisongo, Maulana Malik Israil memang sering berkunjung ke Turki yang saat itu sedang menuju kejayaan sebagai sebuah imperium Islam di Eropa.. Walaupun dalam sejarah beliau sering dianggap berasal dari Turki, sesungguhnya aslinya beliau berasal dari Patani. Turki hanyalah merupakan medan dakwah dan merupakan salah satu negara yang spesial bagi beliau dalam bidang diplomasi. Beliau sendiri merupakan pelopor berdirinya Kesultanan kesultanan Islam yang ada di daerah Patani (Thailand) dan juga Champa (Vietnam) disamping juga tokoh tokoh lain seperti Sayyid Ibrahim Zaenuddin Al Akbar As-Samarakondi, As-Sayyid Sultan Sulaiman Al Bagdadi Azmatkhan, dll.

Tidak heran pada waktu penugasan dakwah ke wilayah Asia Tenggara ini, yang menjadi tokoh penghubung antar keluarga besar Azmatkhan yang bertebaran diberbagai negara adalah beliau ini. Memang diantara sekian nama yang beredar, dua nama yang populer adalah Maulana Malik Israil dan Ali Nurul Alam, terutama diwilayah Kelantan, Champa, Patani, Banten, Cirebon dan Demak. Bagi mereka yang merupakan keturunan beliau terutama dari daerah daerah yang telah saya sebutkan tadi, tentu nama Maulana Malik ISrail atau Sayyid Ali Nurul Alam sangat melekat kuat dihati mereka.

Maulana Malik Israil sendiri adalah sosok yang fenomenal, karena gelar yang beliau sandang ini cukup menunjukkan bahwa beliau ini mempunyai pengaruh yang dahsyat terhadap beberapa bangsa, Sebagai seorang Pejabat diplomat tangguh gelar MAULANA MALIK ISRAIL jelas menandakan bahwa beliau ini mempunyai pengaruh yang kuat bagi bangsa Israil atau Yahudi yang saat itu banyak bertebaran di Eropa termasuk di Turki, Palestina dan beberapa tempat lagi.

Pada Masa Lalu yang namanya gelar yang disandang seorang tokoh itu tidaklah sembarangan, apalagi dengan tokoh sekelas beliau ini.Maulana (yang merupakan gelar seorang pemimpin dan juga sinonim dari Sayyid) serta Malik (Raja) dan Israil (Bangsa Yahudi) tentu bukan asal disematkan begitu saja kepada beliau ini. Kedekatannya dengan Sultan Muhammad I dari Kesultanan Turki tentu sangat mendukung adanya gelar beliau itu. Tidak heran dengan adanya gelar beliau ini beberapa sejarawan kadang sering terkecoh, dikiranya bahwa Maulana Malik Israil atau Sayyid Ali Nurul Alam berasal dari keturunan ISRAIL atau YAHUDI. Padahal nama Maulana Malik Israil itu hanyalah sebagian gelar dari Sayyid Ali Nurul Alam.

Ketika Majelis Dakwah Walisongo dibentuk tahun 1404 oleh Sultan Muhammad I dari Kesultanan Turki Usmani, 9 Anggota Majelis Dakwah Walisongo segera bergerak ke wilayah Asia Tenggara, khususnya pulau Jawa, termasuk Maulana Malik Israil ini, beliau bersama Maulana Ali Akbar yang juga merupakan kakaknya bergerak ke arah barat Pulau Jawa (Sunda). Bersama Maulana Ali Akbar (kakaknya yang ketiga) yang kebetulan menguasai bidang pengobatan/kedokteran,Maulana Malik Israil dan Maulana Ali Akbar bahu membahu dalam dakwah Islamiah. 9 anggota angkatan pertama Majelis Dakwah Walisongo ini keberadaannya sangat jelas tercatat dalam sebuah surat yang tersimpan dimusium Istambul Turki, termasuk juga dimana keberadaan makam makam mereka. Bahkan pada beberapa catatan yang dilakukan oleh keluarga Besar Walisongo, makam-makam Walisongo angkatan pertama itu jelas tertulis, seperti yang pernah ditulis oleh KH Muhammad Dahlan dalam buku Khaul Sunan Ampel ditahun 1979, bahkan beberapa keturunan Maulana Malik Israil sering melakukan perayaan khaul beliau di Cilegon, artinya keberadaan makam Maulana Malik Israil sudah lama diketahui.

=====

Setelah melakukan perjalanan dari Samarkand menuju Persia kemudian dilanjutkan menuju ke Turki bersama Ayahanda yaitu Syekh Jumadil Kubro dan 2 Sodara beliau yaitu Syekh Ibrahim Asmoroqondi dan Syekh Barakat Zainal Alam. Ketika menetap di Turki Ayahandanya mendapat tugas dari Sultan Turki yaitu Sultan Mahmud 1. Untuk berangkat ke Jawa Dwipa untuk melakukan misi Kenegaraan sekaligus misi dakwah. Dalam perjalanan menuju Jawa rombongan mampir dahulu di daerah Pasai. Dan di sanalah beliau berpisah dengan saudaranya Syekh Ibrahim Asmoroqondi.

Pada tahun 1399 Rombongan dari Turki telah tiba di Jawa. Mereka menuju daratan Tandhes, sebuah pelabuhan terbesar di Jawa kala itu. Selepas turun dari kapal, para utusan Turki beristirahat sejenak melepas lelah. Kemudian perjalanan dilanjutkan melalui jalur darat menuju Trowulan. Sesampai disana mereka merasa terhibur, ternyata di Trowulan juga telah ada sekelompok masyarakat Muslim. Bukan muslim asing seperti mereka, tapi muslim pribumi. Di istana rombongan disambut dengan baik oleh Baginda Prabu Wikrama Wardhana. Dijamu dengan kehormatan layaknya utusan dari Negara jauh. Dakwah Mereka untuk mengislamkan Prabu Wikramawardhana belum berhasil, akan tetapi mereka dipersilahkan untuk melakukan dakwah asal tidak melalakukan cara pemaksaan.

Syekh Jumadil Kubro dan kedua putranya Ali dan Zainal memutuskan tinggal dan berdakwah di Trowulan. Di Trowulan. Syekh Jumadil Kubro memulai kehidupan baru sebagai pedagang, bersama dua putranya. Tidak ada kesulitan bagi beliau untuk mencari barang dagangan lantaran di daerah Tandhes banyak dijumpai para pedagang muslim dari mancanegara yang siap membantu mereka. Kegiatan dakwah pun berjalan lancar, selancar usaha dagangnya. Komunitas muslim pun kian tertata meskipun jumlahnya tidak seberapa. Awal perjalanan dakwah mereka juga mengalami kesulitan. Akhirnya ayahanda beliau berkenalan dengan Tumenggung Mojopahit yang bernama Tumenggung Satim Singomoyo. Karena hanya beliaulah seorang pejabat kerajaan yang bisa diajak musyawarah tentang kesulitannya di dalam berdakwah untuk mengembangkan ajaran Islam.

Kala itu beliau sudah memeluk agama Islam walaupun hal ini tidak berani dilakukan secara terang-terangan. Hanya Tumenggung Satim Singomoyo lah yang bisa diajak bertukar pendapat tentang bagaimana cara mengembangkan ajaran Islam ditanah Jawa utamanya di lingkungan kerajaan yang masyarakatnya kala itu sudah sangat terpengaruh dengan ajaran Hindu dan Budha. Alhamdulillah, dengan keberadaan Tumenggung Satim Singomoyo, akhirnya sedikit demi sedikit masyarakat Mojopahit memeluk Islam, termasuk yang berada di lingkungan kerajaan. Dari informasi Tumenggung Satim Singomoyo Inilah Syekh Jumadil Kubro bisa mengerti lebih jauh tentang adat istiadat dan budaya masyarakat di daerah Trowulan.

Keadaan di sekitar pusat kerajaan Majapahit semakin lama semakin memprihatinkan, baik akibat terjadinya perang saudara maupun akibat sering terjadinya perselisihan diantara pegawai kerajaan yang sudah memeluk Islam dan pegawai kerajaan yang masih beragama Hindu. Situasi ini ternyata membawa manfaat yang cukup besar bagi Syekh Jumadil Kubro dan kedua putranya, penampilan yang sejuk tutur bicara yang santun ketika beliau beranjangsana ke keluarga kerajaan untuk menjumpai Dewi Dwarawati (Darawati Murdaningrum) yang masih sodara dari Istri SyekhIbrahim Asmoroqondi ternyata dapat membawa ketentraman di hati Prabu Kertawijaya. Perlahan tapi pasti, masyarakat kelas bawah mulai berbondong-bondong memeluk agama Islam.
Pada akhirnya Syekh Jumadil Kubro menyuruh kedua putranya tersebut untuk melakukan dakwah di tempat lain. Akhirnya Syekh Ali Nurul Alam memutuskan untuk berangkat menuju Siam/ Muangthai dan Syekh Barakat Zainal Alam memutuskan untuk berdakwah di daerah Campa menggantikan Syekh Ibrahim Asmoroqondi.

KETELADANAN SYEKH ALI NURUL ALAM

Syekh Ali Nurul Alam adalah tokoh yang jarang disebutkan dalam berbagai Babad dan cerita rakyat sebagai salah satu pelopor penyebaran Islam di Jawa. Syekh Ali Nurul Alam merupakan salah satu tokoh kunci proses Islamisasi di tanah jawa yang hidup sebelum Walisongo yang mampu menembus dinding kebesaran kerajaan Majapahit. Beliau juga berdakwah bersama Ayahanda dan para ulama-ulama lain yang mempunyai modal tersendiri untuk menyebarkan agama Islam di Nusantara. Beliau umumnya dianggap bukan keturunan Jawa, tetapi berasal dari Asia Tengah Samarkand Uzbekistan melalui laut ke jawa atau orang-orang Islamis yang tetap kuat dalam agama Hindu pada masa pemerintahan Majapahit.

Syekh Ali Nurul Alam memiliki semangat tinggi dalam memperjuangkan agama Islam. Awal dimulai dakwah dengan cara berdagang. Tidak ada kesulitan bagi beliau untuk mencari barang dagangan lantaran di daerah Tandhes banyak dijumpai para pedagang muslim dari mancanegara yang siap membantu mereka. Kegiatan dakwah pun berjalan lancar, selancar usaha dagangnya. Komunitas muslim pun kian tertata meskipun jumlahnya tidak seberapa.

Penampilan yang sejuk tutur bicara yang santun ketika beliau menyampaikan dakwah hingga beliau dianggap tokoh yang dianggap mampu menentramkan situasi kerajaan Majapahit yang sedang dilanda kekacauan pada waktu itu. Perlahan tapi pasti, masyarakat kelas bawah mulai berbondong-bondong memeluk agama Islam, mengikuti ajaran Syekh Ali Nurul Alam yang dengan bijak dan santun menyampaikan misi dalam dakwahnya.

===========================================================================

SILSILAH VERSI ROYAL.ARK (KELANTAN GENEALOGI)

1362 - 1418 Sultan Baki Shah ibni al-Marhum Sultan Mahmud, Raja of Chermin, eldest son of Paduka Sri Sultan Mahmud ibnu 'Abdu'llah, Raja of Lankasuka and Kelantan, son of Paduka Sri Sang Tawal, Raja of Lankasuka, educ. privately. Appointed as Raja of Tanjungpura and Chermin during the lifetime of his father. Succeeded his father, 1362. He d. ca. 1418, having had issue, two sons and one daughter:

1) Sultan Sadik Muhammad Shah ibni al-Marhum Sultan Baki Shah, Raja of Kelantan.
2) Raja Kemas Jiwa Sang Ajit Jaya ning-Rat, who succeeded as Sultan Iskandar Shah ibni al-Marhum Sultan Baki Shah, Raja of Kelantan.
3) Putri Selindung Bulan. m. Sayyid Husain Jamadi al-Kubra [Ratnavamsa Pandita Parnen]. She had issue, two sons:
a) Sayyid 'Ali Nur ul-Alam bin Husain Jamadi al-Kubra, Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II 1432-1467. Fled to Champa with the Sultan, following the Siamese conquest in 1467.
i) Wan Hussain bin 'Ali Nur ul-Alam, Sri Amaravamsa [Tuk Masjid]. A Majapahit Pateh.
ii) Sultan Maulana Sharif Abu Abdu'llah Mahmud Umdat ud-din [Shaikh Israel Yakub][Wan Bo Tri Tri], Raja of Champa 1471-1478. m. Sharifa Mudain, Ratu Mas Rara Santang, daughter of Radin Pamanasara Prabhu Silawangi, of Pajajaran, in Banten, by his wife, Nyai Sabanglarang, daughter of Ki Gedeng Tapa. He had issue:
(1) Ahmad Fatahillah [Sharif Hidayatu'llah] bin Sultan Abu 'Abdu'llah. Ancestor of the royal houses of Banten, Cheribon and Palembang.
(2) Wan Abul Muzaffar Waliu'llah bin Sultan Abu 'Abdu'llah. He had issue:
(a) Nik Jamal ud-din bin Wan Abul Muzaffar, Timbalan Raja of Champa. Sometime Datu Kelantan. He had issue:
(i) Raja Loyor, who became Sultan Adil ud-din bin Jamal ud-din, Raja of Kelantan - see below.
(ii) Raja Ekok, who became Sultan Samir ud-din bin Jamal ud-din, Raja of Kelantan - see below.
(b) Dato' Nik Mustafa bin Wan Abul Muzaffar, who became Sultan 'Abdu'l Hamid Shah bin Wan Abul Muzaffar, Raja Sri Sarwasadesa and Champa 1578-1637. He had issue, three sons:
(i) Nik Ibrahim, who became Raja Ibrahim bin Sultan 'Abdu'l Hamid Shah, Raja of Champa 1637-1684. Previously Datu Kelantan 1634-1637.
(ii) Nik Badr us-Salam. He had issue, two sons:
1. Wan Muhammad Amin bin Nik Badr us-Salam (Po Jatamuh), of Champa 1684.
2. Dato' Pengkalan, of Champa 1684-1692.
(iii) Nik 'Ali. Datuk Maharaja Lela and Panglima Agung Tentara of Patani.
iii) Wan Demali Alim ud-din bin Bur ul-Alam. A Majapahit Pateh of Karmawijaya and Laksamana of Benta.
b) Sayyid Muhammad Kebungsuan, Prabhu Anum/Udaya ning-Rat/Bhra Wijaya. Putative ancestor of the ruling houses of Demak, Pajang and Mataram in Jawa.

REFERENSI
1. Buku Atlas Wali Songo, Agus Sunyoto,
2. Buku Wali Songo: Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan, Agus Sunyoto, Jakarta: Transpustaka, 2011
3. Babad Wali Songo, Yudhi AW,2013
4. Sejarah Wali Sanga, Purwadi,
5. Dakwah Wali Songo, Purwadi dan Enis Niken
[https://www.laduni.id/post/read/80948/biografi-syekh-ali-nurul-alam]


Notes on 22 January 2010/em:

Info from Azmatkhan doc.

Ari merge profile Abdul Malik with his sibling Sayyid Abdul Malik, 12 May 2015.