Sultan RahmatShah Yamtuan Bawang Raja Alam 13

public profile

Sultan RahmatShah Yamtuan Bawang Raja Alam 13's Geni Profile

Share your family tree and photos with the people you know and love

  • Build your family tree online
  • Share photos and videos
  • Smart Matching™ technology
  • Free!

Sultan Sari Maharajo Yamtuan Bawang

Also Known As: "Sultan Alam Muningsyah Abdul Jalil Rahmatsyah Khalifatullah Johan Berdaualat fil Alam"
Birthdate:
Birthplace: Kampar Regency, Riau, Indonesia
Death: August 1825 (79-80)
Kampar Regency, Riau, Indonesia
Place of Burial: Kampar Regency, Riau, Indonesia
Immediate Family:

Son of Yam Tuan Rajo Gamuyang 3 Tuan Titah 12 and Tuan Gadih Reno Suto TGP 9 Raja Adat 12
Husband of Private and Puti Reno Intan Rao
Father of Yamtuan Sutan Karajaan Alam; Yamtuan Rajo Tangsir Alam; Yamtuan Bakumih Raja Adat 14; Yamtuan Pandak Rajo Beringin and Yamtuan Fatah Sultan Abdul Jalil 1 Raja Alam 14
Brother of Tuan Gadih Reno Haluih TGP 10; YDP Alam Perhimpunan Raja Adat 13 and Private

Occupation: Raja Alam Pagaruyung
Managed by: Private User
Last Updated:

About Sultan RahmatShah Yamtuan Bawang Raja Alam 13

MEDIA-NOTES:
Before: 086/TG-IX and 087/RP24;; 080/RP26
RP Code: 090/RP27
Next: 094/RP28


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Muningsyah_dari_Pagaruyung

Sejak tahun 1803 telah timbul gejolak persengketaan antara kaum Padri dengan kaum Adat di beberapa nagari yang berada dalam kawasan kerajaan Pagaruyung,[2] puncaknya pada tahun 1815, kaum Padri di bawah pimpinan Tuanku Pasaman menyerang ibukota kerajaan Pagaruyung,[3] dan menyebabkan Sultan Arifin Muningsyah terpaksa menyingkir dan melarikan diri ke Lubukjambi.[4]

Sultan Arifin Muningsyah dan cucunya berhasil menyelamatkan diri, walau dua orang putranya terbunuh akibat serangan kaum Padri tersebut.[1] Saat Thomas Stamford Raffles berhasil mencapai Pagaruyung pada tahun 1818, ia hanya menyaksikan puing-puing istana yang telah mengalami pembakaran akibat peperangan yang terjadi.[5]

Setelah Belanda berhasil mengambil alih Pagaruyung dari kaum Padri, pada tahun 1824 Letnan Kolonel Raaff berhasil mengetahui keberadaan Sultan Arifin Muningsyah dan kemudian memintanya untuk kembali ke Pagaruyung. Sewaktu raja Minangkabau itu sampai di Pagaruyung, ia menyaksikan salah seorang kemenakannya Sultan Tangkal Alam Bagagar telah diangkat Belanda menjadi Regent Tanah Datar.[4] Selain itu kebijakan pemerintah Hindia Belanda terhadap kedaulatan kerajaan Pagaruyung sudah berubah semenjak tahun 1821.[6] Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Muningsyah wafat pada bulan Agustus 1825 pada usia 80 tahun, dan dimakamkan di Pagaruyung.[1]

view all

Sultan RahmatShah Yamtuan Bawang Raja Alam 13's Timeline