Kanjeng Susuhunan Prabu Hanyokrowati

Is your surname Mas Jolang?

Research the Mas Jolang family

Kanjeng Susuhunan Prabu Hanyokrowati's Geni Profile

Share your family tree and photos with the people you know and love

  • Build your family tree online
  • Share photos and videos
  • Smart Matching™ technology
  • Free!

Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Panembahan Hadi Prabu Hanyokrowati (Panembahan Seda ing Krapyak, Mas Djolang) Susuhunan Sultan Mataram (Mas Jolang), Senapati seda ing Krapyak

Also Known As: "SAMPEYAN NDALEM INGKANG SINUHUN KANJENG SUSUHUNAN ADI PRABU HANYOKROWATI INGKANG JUMENENG ING MATARAM SEDO KRAPYAK/ RM Jolang", "Panembahan Seda Krapyak", "eCumpleng Mas Jolang", "Panembahan Seda ing Krapyak", "Mas Djolang"
Birthdate:
Birthplace: Kotagede, Jawa Tengah (Central), Indonesia
Death: 1613 (37-47)
Krapyak, Jawa Tengah (Central), Indonesia
Place of Burial: Kota Gedhe, DIY, Indonesia
Immediate Family:

Son of Panembahan Senopati and Waskitajawi
Husband of Nyi Raden Malaya; Mother of Tumenggung Maduseno; Ratu Tulung Ayu; Nyai R. Malaya; Ratu Mas Ratu Mas Hadi Dyah Ayu Banowati and 2 others
Father of Tg. Singoranu; Tumenggung Maduseno (Kertiwongso); Pangeran Sacakusumah; Sultan Agung Hanyakrakusuma Sultan Agung Hanyakrakusuma R.M. Rangsang; Raden Ayu Singaprana and 21 others
Brother of Private; Gusti Kanjeng Ratu Pambayun; Adipati Jayaraga di Ponorogo; Gusti Raden Ayu Wiramantri; PA. Pringgoloyo I ? (Raden Mas Djulig) and 17 others
Half brother of Raden Ajeng Lawi; Pangeran Pringgalaya (Raden Mas Julig); Pangeran Adipati Martoloyo; Raden Mas Kadawung; Pangeran Adipati Pringgoloyo and 25 others

Occupation: Raja Ke II Mataram (1601-1613) / Prabu Hanyokrowati; Nama kecil: Raden Mas Jolang., 2nd King of Mataram Sultanate, Sultan Mataram ke-2, periode 1601-1613
Managed by: Boyke
Last Updated:

About Kanjeng Susuhunan Prabu Hanyokrowati

Raden Mas Jolang / Hanyakrawati (lahir: Kotagede, ? - wafat: Krapyak, 1613) adalah raja kedua Kesultanan Mataram yang memerintah tahun 1601-1613 bergelar Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Senapati ing Alaga Mataram. Karena meninggal di Hutan Krapyak, ia pun mendapat gelar anumerta Panembahan Seda ing Krapyak.

Mas Jolang adalah putra Panembahan Senopati raja pertama Kesultanan Mataram yang lahir dari Ratu Mas Waskitajawi, putri Ki Ageng Panjawi penguasa Pati.

Ketika menjabat sebagai Adipati Anom, Mas Jolang menikah dengan Ratu Tulungayu putri Ponorogo, namun tidak juga dikaruniai anak. Padahal ia terlanjur berjanji jika kelak dirinya menjadi raja, kedudukan Adipati Anom akan diwariskan kepada putra yang dilahirkan Ratu Tulungayu.Mas Jolang kemudian menikah lagi dengan Dyah Banowati putri Pangeran Benawa raja Pajang. Dyah Banowati kemudian bergelar Ratu Mas Hadi, melahirkan Mas Rangsang dan Ratu Pandansari (kelak menjadi istri Pangeran Pekik).

Empat tahun setelah Mas Jolang naik takhta, barulah Ratu Tulungayu melahirkan putra bernama Mas Wuryah alias Adipati Martopuro.

Mas Jolang pernah dikirim ayahnya untuk menghadapi pemberontakan pamannya, yaitu Adipati Pragola dari Pati tahun 1600.

Pemberontakan itu dipicu oleh perkawinan Panembahan Senopati dengan Retno Dumilah putri Madiun sebagai permaisuri kedua. Adipati Pragola marah karena khawatir kedudukan kakaknya (Ratu Mas Waskitajawi) terancam. Ia pun memberontak menyatakan Pati lepas dari Mataram.Panembahan Senopati menugasi Mas Jolang memadamkan pemberontakan Adipati Pragola. Namun ia tidak mampu mengalahkan kesaktian pamannya itu. Mas Jolang pun jatuh pingsan oleh luka-lukanya dan dibawa pasukannya mundur.Pemberontakan Adipati Pragola Pati ini akhirnya ditumpas langsung oleh Panembahan Senopati sendiri.

Pengangkatan Mas Jolang sebagai Prabu Hanyokrowati membuat kakaknya (lain ibu) yang bernama Pangeran Puger merasa iri. Hanyokrowati yang menyadari hal itu segera mengangkat Pangeran Puger sebagai adipati Demak.

Meskipun demikian, Pangeran Puger tetap saja memberontak tahun 1602, menolak mengakui kedaulatan adiknya. Perang antara Demak dan Mataram meletus. Akhirnya pada tahun 1605 Pangeran Puger dapat ditangkap dan dibuang ke Kudus.

Pemberontakan selanjutnya terjadi tahun 1607 dilakukan oleh Pangeran Jayaraga (alias Raden Mas Barthotot), adik Hanyokrowati yang menjadi bupati Ponorogo. Pemberontakan ini dipadamkan oleh adik yang lain, yaitu Pangeran Pringgalaya (alias Raden Mas Julik putra Retno Dumilah). Jayaraga tertangkap dan dibuang ke Masjid Watu di Nusakambangan.Pada tahun 1610 Hanyokrowati melanjutkan usaha ayahnya, yaitu menaklukkan Surabaya musuh terkuat Mataram. Serangan-serangan yang dilakukannya sampai akhir pemerintahannya tahun 1613 hanya mampu memperlemah perekonomian Surabaya namun tidak mampu menjatuhkan kota itu.

Serangan tahun 1613 sempat menyebabkan pos-pos VOC di Gresik dan Jortan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Hanyokrowati mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Ia juga mencoba menjalin hubungan dengan markas besar VOC di Ambon.Prabu Hanyokrowati meninggal dunia tahun 1613 karena kecelakaan sewaktu berburu kijang di Hutan Krapyak. Oleh karena itu, ia pun terkenal dengan gelar anumerta Panembahan Seda ing Krapyak.

Putra yang ditunjuk sebagai raja selanjutnya adalah Mas Rangsang. Namun karena pernah berjanji pada istri pertama (Ratu Tulungayu), maka Mas Wuryah lebih dahulu dijadikan raja bergelar Adipati Martopuro selama satu hari.Ia digantikan Sutawijaya .



The reign of Panembahan Seda ing Krapyak (circa 1601-1613), the son of Senapati, was dominated by further warfare, especially against powerful Surabaya, already a major center in East Java. The first contact between Mataram and the Dutch East India Company (VOC) occurred under Krapyak. Dutch activities at the time were limited to trading from limited coastal settlements, so their interactions with the inland Mataram kingdom were limited, although they did form an alliance against Surabaya in 1613. Krapyak died that year.



Mas Djolang, Prabu Hanyokrowati, Susuhunan Seda Krapyak, Panembahan Seda ing Krapyak, Sultan Mataram II.

(1601-1613)

died: 1613 in Krapyak.



Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram (lahir: Kotagede, ? - wafat: Krapyak, 1613) adalah raja kedua Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1601-1613. Ia juga sering disebut dengan gelar anumerta Panembahan Seda ing Krapyak, atau cukup Panembahan Seda Krapyak, yang bermakna "Baginda yang wafat di Krapyak". Tokoh ini merupakan ayah dari Sultan Agung, raja terbesar Mataram yang juga pahlawan nasional Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Panembahan_Hanyakrawati


Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram (lahir: Kotagede, ? - wafat: Krapyak, 1613) adalah raja kedua Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1601-1613. Ia juga sering disebut dengan gelar anumerta Panembahan Seda ing Krapyak, atau cukup Panembahan Seda Krapyak, yang bermakna "Baginda yang wafat di Krapyak". Tokoh ini merupakan ayah dari Sultan Agung, raja terbesar Mataram yang juga pahlawan nasional Indonesia.


Panembahan Hadi Prabu Hanyokrowati / Raden Mas Jolang

Panembahan Seda ing Krapyak, Sultan Mataram Amangkurat II periode 1601-1613
w. 1613
Ayahanda Sultan Agung Mataram yang merupakan leluhur Kerabat Kraton Yogyakarta, Surakarta dan Mangkunegara.

Berdasarkan Babad Pamijahan diterjemahkan dari Perimbon Kuno oleh Zainal Mustafa bin Muhammad pada tahun 1977, diketahui bahwa Syeikh Abdul Muhyi Pamijahan merupakan keturunan Susunan Giri Kadaton.

Berdasarkan catatan tersebut diceritakan Susunan Giri Kadaton memiliki seorang putra bernama Pangeran Giri Laya yang dikemudian hari bergelar Pangeran Seda Lautan.
Catatan Penambahan:

1. Tokoh Kiai Tumenggung Singaranu kemungkinan indentik dengan Patih Tumenggung Singaranu yang menjabat Patih Kesultanan Mataram pada periode 1623-1645 di masa pemerintahan Sultan Agung (sumber : Babad Nitik).

2. Di dalam Babad Pamijahan diceritakan Raden Wiracandra dalam waktu yang cukup lama pernah tinggal di Palembang. Diperkirakan pada saat itu Kerajaan Palembang diperintah oleh Pangeran Made Angsoko (1588-1623), dan di masa inilah negeri Palembang mendapat serangan dari Kesultanan Banten pada sekitar tahun 1596 (sumber : Hikayat Perang Palembang Banten).

3. Berdasarkan catatan silsilah Palembang salah seorang saudari dari Pangeran Made Angsoko bernama Nyai Gede Pembayun menikah dengan kerabat Giri Kedaton yang bernama Pangeran Monco Negoro (sumber : Kekerabatan Kesultanan Palembang).

Berdasarkan penyelusuran Genealogy Pangeran Manco Negoro adalah cucu dari Susunan Giri Kedaton kedua (Sunan Dalem Maulana Zainal Abidin), atau dengan kata lain Pangeran Manco Negoro adalah saudara sepupu Raden Wiracandra.

Dimana Maulana Fadlallah Pangeran Manconegara bin Adipati Panca Tanda bin Sunan Dalam Ali Zainal Abidin Wirakusuma bin Maulana Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri (sumber : Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam, dalam catatan “Tarsilah Brunei).

Atau jika mengacu kepada catatan Tuan Guru Jalaluddin bil Faqih (ulama yang hidup dimasa Sultan Muhammad Mansur, 1706 – 1714 ), genealogy-nya adalah: Maulana Fadlallah Pangeran Manconegara bin Maulana Abdullah Pangeran Adipati Sumedang Negara bin Maulana Ali Mahmud Nuruddin Pangeran Wiro Kusumo bin Maulana Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri.

[https://kanzunqalam.com/2018/01/24/silsilah-kekerabatan-syeikh-abdu...]

view all 36

Kanjeng Susuhunan Prabu Hanyokrowati's Timeline

1570
1570
Kotagede, Jawa Tengah (Central), Indonesia
1593
1593
Jawa Tengah (Central), Indonesia
1605
1605
Kotagede ibu kota Kesultanan Mataram
1613
1613
Age 43
Krapyak, Jawa Tengah (Central), Indonesia
1613
Age 43
Kota Gedhe, DIY, Indonesia
????
????
????
????
????