1 Maulana Yusuf Panembahan Pangkalan Gede Sultan Banten ke-2 1570 - 1585

public profile

1 Maulana Yusuf Panembahan Pangkalan Gede Sultan Banten ke-2 1570 - 1585's Geni Profile

Share your family tree and photos with the people you know and love

  • Build your family tree online
  • Share photos and videos
  • Smart Matching™ technology
  • Free!

1 Maulana Yusuf Panembahan Pangkalan Gede Sultan Banten ke-2 1570 - 1585

Also Known As: "Pangeran Yusuf Pakalangan Banten"
Birthdate:
Death: 1585
Immediate Family:

Son of Sultan Maulana Hasanudin [Sultan Banten Pertama 1552-1570] and Ratu Ayu Kirana Purnamasidi
Husband of Nyimas Ratu Ayu Siti Khodijah
Father of Ratu Galuh; Pangeran Mandalika; Pangeran Arya Adikara; Pangeran Arya Seminingrat; Pangeran Widara and 25 others
Brother of Pangeran [63] Pangeran Pringgalaya Bin Pangeran Sabakingkin; [63] Pangeran sabrang Lor Bin Pangeran Sabakingkin; [63] Pangeran Sabrang Wetan Bin Pangeran Sabakingkin; [63] Ratu Keben Bint Pangeran Sabakingkin; [63] Ratu Terpenter Bint Pangeran Sabakingkin and 12 others
Half brother of Private; Syarifah Khadijah binti Hasanuddin [Versi 1] .; Mbah Sholeh Semendi; pangeran mangkubumi jayanegara; [63] Pangeran Pajajaran Wado Bin Pangeran Sabakingkin and 11 others

Managed by: Private User
Last Updated:

About 1 Maulana Yusuf Panembahan Pangkalan Gede Sultan Banten ke-2 1570 - 1585

Syech Maulana Yusuf adalah anak sulung dari Sultan Maulana Hasanuddin hasil dari pernikahannya dengan Putri Demak Trenggono.

Setelah ayahnya mangkat, Maulana Yusuf di daulat untuk menjadi pengganti Sultan II Banten Darussalam. Pada masa Pemerintahannya pembangunan di titik beratkan pada pembangunan kota, keamanan wilayah, perdagangan dan pertanian. Pada masa itu Banten adalah wilayah perdagangan maritim  yang sangat maju. Dengan majunya kota Surosowan, menjadikannya kota pelabuhan terbesar di Pulau Jawa. Ramainya kota baru ini membuat di berlakukannya sistem penataan dan penempatan penduduk berdasarkan keahlian dan asal daerah penduduk. Penataan ini selain bertujuan untuk kerapian dan keserasian kota juga untuk kepentingan keamanan, sekaligus upaya penyebaran penduduk untuk memperluas kota. Pada tahun 1579 M Sultan Maulana Yusuf berhasil merebut Pakuan, ibukota Kerajaan Pajajaran dan menguasai seluruh bekas Kerajaan Pajajaran. Sultan Maulana Yusuf wafat pada tahun 1580 M dan dimakamkan di Pakalangan Gede dekat kampung Kasunyatan sekarang, bergelar Pangeran Panembahan Pakalangan Gede atau Pangeran Pasarean. Namun menurut kisah yang beredar bahwa sebenarnya makam Sultan Maulana Yusuf juga ada di Afrika Selatan. Ini membuat saya jadi penasaran dan bertanya-tanya mengapa bisa terjadi kontroversi demikian? Saya akhirnya mencari dan mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai media. Akhirnya saya mendapat penjelasan dan rangkuman bahwa sebenarnya Sultan Maulana Yusuf  memang di buang oleh Belanda ke Afrika Selatan, karena perlawanannya terhadap Belanda  sewaktu di Banten. Pada usia 18 tahun Syekh Yusuf meninggalkan kota Makasar menuju Banten, setelah itu ke Aceh, kemudian ke Yaman dan seterusnya ke Madinah dan Mekkah, lalu ke Damaskus(Arab) ibukota Suriah dan terakhir ke Istanbul Turki. Kemudian pada tahun 1668 beliau kembali ke Makasar dan pergi ke Banten pada tahun 1671. Pada tanggal 22 Maret 1684, beliau beserta pengikutnya di tangkap dan di buang ke Srilanka. Di sini dia tetap berdakwah, menulis buku-buku dan menyebarkan agama Islam. Pada Juli 1693 Belanda kemudian mengasingkannya lagi ke tempat yang lebih jauh. Dengan menggunakan kapal Voetboog, Sultan Yusuf beserta para pengikutnya  di bawa ke Zandvliet, yang sekarang bagian dari wilayah Cape Town, Afrika Selatan. Disana dia mengajarkan dan menyebarkan Islam dan di kenal sebagai Syekh. Karena itu beliau  dianggap sebagai salah satu wali. Lima tahun kemudian tepatnya pada tanggal 23 maret 1699, beliau wafat dan di makamkan  di kawasan yang sekarang di sebut Macassar, sekitar 35 kilometer  dari pusat kota Cape Town. Ketika Syekh Yusuf wafat kabar itu kemudian di sampaikan oleh Belanda kepada keluarga Sultan Banten dan Raja Gowa. Kedua kerajaan itu meminta agar jenazahnya dikirimkan, namun permintaan itu ditolak. Lalu pada tahun 1704 Raja Gowa Abdul Jalil kembali meminta Belanda mengirimkan kerangka  jenazah ke Gowa, dan kali ini di setujui.

Namun ihwal jenazah yang dikirimkan masih di ragukan, sebab sampai kini keturunan Indonesia yang berada di Cape Town tetap yakin jenazah masih ada di Cape Town. Dan sampai saat ini komplek makamnya tetap di bina. Semua spekulasi itu masih ada sampai sekarang, termasuk spekulasi yang menyebut keberadaan makam Syekh Maulana Yusuf di Srilanka dan Banten. Namun satu hal yang pasti tentang keberadaan makamnya yang ada di Afrika Selatan , bisa menjadi jalan untuk terus mempelajari jejak perjuangan Syekh Maulana Yusuf, yang juga diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Sesungguhnya para alim ulama itu pakunya dunia, kekasih Allah, pewaris ilmu Nabi, penunjuk ke jalan yang di ridhoi Allah, namun sayang kini kita tinggal mengenang dan menangis karena mereka beserta ilmunya telah kembali kepada sang Maha Pencipta yaitu Allah Azza Wajalla.(mz)



Penambahan jalur ini hingga ke Sultan Ageng Tirtayasa berdasarkan info "Maulana Yusuf anak Maulana Hassanuddin" (di Geni oleh Chali 17 Oktober 2008).

Yusuf-Hasannuddin-26

http://www.genealogy.com/ftm/a/s/y/Naqobatul-Asyrof-Jakarta/WEBSITE...

https://id.wikipedia.org/wiki/Maulana_Yusuf

MAULANA YUSUF – PANEMBAHAN PAKALANGAN GEDE ( 1570-1580)

ANAK-ANAKNYA ADALAH:

1. Pangeran Arya Upapati

2. Pangeran Arya Adikara

3. Pangeran Arya Mandalika

4. Pangeran Arya Ranamanggala

5. Pangeran Arya Seminingrat

6. Ratu Demang

7. Ratu Pacatanda

8. Ratu Rangga

9. Ratu Ayu Wiyos

10. Ratu Manis

11. Pangeran Manduraraja

12. Pangeran Widara

13. Ratu Belimbing

14. Maulana Muhammad


Maulana Yusuf Panembahan Pakalangan Gede

Memiliki putra/i:

  1. Pg. Arya Upapati
  2. Pg. Arya Adikara
  3. Pg. Arya Mandalika
  4. Pg. Arya Ranamanggala
  5. Pg. Arya Seminingrat,
  6. Pg. Manduraraja
  7. Pg. Muhammad*
  8. Ratu Rangga
  9. Ratu Ayu Wiyos
  10. Ratu Manis
  11. Ratu Demang
  12. Pg. Widara
  13. Ratu Belimbing
  14. Ratu Pecatanda.

Pemerintahan Kerajaan Banten setelah Sultan Maulana Hasanuddin, diturunkan kepada Maulana Yusuf. Maulana Yusuf memerintah Banten pada rentang tahun 1570 hingga 1580 M. Tahun 1579 Maulana Yusuf melakukan usaha penaklukan terhadap kerajaan Pajajaran di Pakuan ( Bogor ) dan sekaligus melengserkan Rajanya yang bernama prabu Sedah. Setelah peristiwa itu rakyat Pajajaran banyak yang melakukan perpindahan atau mengungsi ke pegunungan, perjalanan pindah ini menjadi cikal bakal suku Baduy di Rangkasbitung Banten.

Kemajuan yang di capai dalam masa pemerintahan Maulana Yusuf yaitu pembangunan saluran-saluran air di wilayah kerajaan dan pembangunan benteng yang terbuat dari batu bata merah dan karang sebagai bahan bangunan pokok. Selain itu Maulana Yusuf juga memperluas mesjid Agung yang dibangun oleh Raja pendahulunya yaitu Sultan Maulana Hasanudin, dan membangun mesjid di Kasunyatan. Pada masa pemerintahan Maulana Yusuf Banten mengalami kemajuan hingga dikenal kepenjuru dunia sebagi pusat pemerintahan di Jawa Barat dan perdagangan. Hal ini disebabkan Pelabuhan banten menjadi pelabuhan strategis saat itu. Setelah Wafat pemerintahan Maulana Yusuf digantikan oleh putranya yang bernama Maulana Muhmmad.