1 Sunan Bonang (R. Maulana Makdum Ibrahim) (Bong Tak An) "Sunan Bonang" Raden Haryo Teja

public profile

Is your surname Raden Haryo Teja?

Research the Raden Haryo Teja family

1 Sunan Bonang (R. Maulana Makdum Ibrahim) (Bong Tak An) "Sunan Bonang" Raden Haryo Teja's Geni Profile

Share your family tree and photos with the people you know and love

  • Build your family tree online
  • Share photos and videos
  • Smart Matching™ technology
  • Free!

1 Sunan Bonang (R. Maulana Makdum Ibrahim) (Bong Tak An) "Sunan Bonang" Raden Haryo Teja

Indonesian: 1 Maulana Makdum Ibrahim Sunan Bonang
Also Known As: "Ibrahim Tuban", "Makdum Ibrahim", "Walisongo-3"
Birthdate:
Birthplace: Rembang, Rembang Regency, Midden-Java, Indonesia
Death: 1525 (74-76)
Tuban, Tuban Regency, East Java, Indonesia
Place of Burial: Tuban, Jawa Timur, Indonesia
Immediate Family:

Son of Raden Raden Ali Rahmat "Sayyid Ahmad Rahmatullah" (Maulana Rachmatullah) Rahmat, Sunan Ampel and Nyi Ageng Manila
Husband of Putri Retna Kemala and Dewi Hirah
Father of Sultan Maharaja Hakikat Raden Serdang; Dewi Sri Megowani Putri Kayangan; Raja Ali; P. Kusuma Adiningrat [ARI]; Pangeran Soerabaja Wirosari [Asiaaf] and 5 others
Brother of Sunan Drajat (Raden Syarifudin); Private; Dewi Alawiyah Bt Raden Ahmad Rahmatullah Sunan Ampel (23); Siti Muthmainnah Raden Haryo Teja; Maulana Abdul Jalil Raden Asmoro ( Abdul Djalil) (Syaikh Siti Jenar) and 10 others
Half brother of Sunan Demak / Raden Zainal Abidin bt Ki Bang Kuning @ Ki Wiryosaroyo, Sunan Demak; Ahmad Hussam (Sunan Lamongan); Sunan Ampel II / Raden Faqih bt Ki Bang Kuning @ Ki Wiryosaroyo; Syarifah Dewi Murtasiyah Asyiqah; Pangeran Tumapel (Sayyid Hamzah) bt Ki Bang Kuning @ Ki Wiryosaroyo and 5 others

Managed by: Private User
Last Updated:

About 1 Sunan Bonang (R. Maulana Makdum Ibrahim) (Bong Tak An) "Sunan Bonang" Raden Haryo Teja

Muhammad Ibrahim (Sunan Bonang) (Raden Makhdum Ibrahim). Seorang drp Wali Songo. Imam Demak pertama.



(Ibrahim Tuban, Makdum Ibrahim).

Link to his profile:

http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Bonang

Name in Alawiyin website: SYECH*IBRAHIM-RAHMATULLAH-24(4. Sunan*Bonang).

Reference Link: http://www.genealogy.com/ftm/a/s/y/Naqobatul-Asyrof-Jakarta/WEBSITE...


Sunan Bonang / Raden Makdum Ibrahim

Raden Makdum Ibrahim / Sunan Bonang merupakan salah satu ulama anggota Wali Songo sebagai penebar syiar Islam di Jawa pada abad ke-14 Masehi. Sunan Bonang juga dikenal sebagai seniman yang berdakwah dengan menggunakan sejumlah perangkat seni, termasuk gamelan, juga karya sastra. Konon, Raden Makdum Ibrahim adalah penemu salah satu jenis gamelan dengan tonjolan di bagian tengahnya atau yang kerap disebut bonang. Dari situlah julukan Sunan Bonang disematkan kepada Raden Makdum Ibrahim.

Agus Sunyoto dalam Atlas Wali Songo (2016) menuliskan bahwa Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang merupakan putra keempat Raden Rahmat atau Sunan Ampel dari perkawinan dengan Nyai Ageng Manila, putri Bupati Tuban, Arya Teja.
Sejarah Hidup Sunan Bonang

Raden Makdum Ibrahim lahir pada 1465 M di Surabaya dan tumbuh dalam asuhan keluarga ningrat yang agamis. Sunan Ampel adalah pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Ampeldenta. Pendidikan Islam diperoleh Raden Makdum Ibrahim pertama kali dari ayahnya sendiri di pesantren Ampeldenta. Sejak kecil, Sunan Ampel sudah mempersiapkan putranya itu sebagai penerus untuk mensyiarkan ajaran Islam di bumi Nusantara.

Beranjak remaja, Raden Makdum Ibrahim pergi ke negeri Pasai, Aceh, untuk berguru kepada Syekh Maulana Ishak, ayahanda Sunan Giri. Sejak kecil, sudah tampak kecerdasan dan keuletan Raden Makdum Ibrahim dalam menuntut ilmu. Selain dibimbing oleh Sunan Ampel dan Syekh Maulana Ishak, Raden Makdum Ibrahim juga berguru kepada banyak ulama lainnya. Hingga akhirnya, Raden Makdum Ibrahim diakui keilmuannya yang mumpuni dalam penguasaan fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan bela diri silat. Kelak, keterampilan silat Sunan Bonang berguna ketika ia mengalahkan seorang perampok bernama Raden Said. Raden Said pun tunduk dan bertobat, kemudian ikut menyebarkan dakwah Islam dan menjadi anggota Wali Songo yang dikenal dengan nama Sunan Kalijaga.

Asal Usul Nama Sunan Bonang

Dakwah Sunan Bonang dimulai dari Kediri, Jawa Timur. Ia mendirikan langgar atau musala di tepi Sungai Brantas, tepatnya di Desa Singkal. Diceritakan, Sunan Bonang sempat mengislamkan Adipati Kediri, Arya Wiranatapada, dan putrinya. Usai dari Kediri, Sunan Bonang bertolak ke Demak, Jawa Tengah. Oleh Raden Patah, pendiri sekaligus pemimpin pertama Kesultanan Demak, Sunan Bonang diminta untuk menjadi imam Masjid Demak. Ada satu lagi versi berbeda terkait penamaan Sunan Bonang yang disematkan kepada Raden Makdum Ibrahim selain dari kisah bahwa ia adalah penemu gamelan jenis bonang. Selama menjadi imam Masjid Demak, Raden Makdum Ibrahim tinggal di Desa Bonang. Versi kedua menyebut julukan Sunan Bonang disematkan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya tersebut.

Berdakwah Lewat Seni dan Sastra

Sebagaimana Wali Songo lainnya, Raden Makdum Ibrahim menyebarkan Islam melalui media seni dan budaya. Ia menggunakan alat musik gamelan untuk menarik simpati rakyat. Konon, Raden Makdum Ibrahim sering memainkan gamelan berjenis bonang, yaitu perangkat musik ketuk berbentuk bundar dengan lingkaran menonjol di tengahnya. Jika tonjolan tersebut diketuk atau dipukul dengan kayu, maka akan muncul bunyi merdu. Raden Makdum Ibrahim alias Sunan Bonang membunyikan alat musik ini yang membuat penduduk setempat penasaran dan tertarik. Warga berbondong-bondong ingin mendengarkan alunan tembang dari gamelan yang dimainkan Sunan Bonang. Ia menggubah sejumlah tembang tengahan macapat, seperti Kidung Bonang, dan sebagainya. Hingga akhirnya, banyak orang yang bersedia memeluk agama Islam tanpa paksaan.

Sunan Bonang juga mahir memainkan wayang serta menguasai seni dan sastra Jawa. Dalam pertunjukan wayang, Sunan Bonang menambahkan ricikan, yaitu kuda, gajah, harimau, garuda, kereta perang, dan rampogani untuk memperkaya pertunjukannya. Dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam (2013), Hery Nugroho menuliskan bahwa dakwah Sunan Bonang yang lain adalah melalui penulisan karya sastra yang bertajuk Suluk Wujil. Saat ini, naskah asli Suluk Wujil disimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Suluk Wujil diakui sebagai salah satu karya sastra terbesar di Nusantara karena isinya yang indah serta kandungannya yang kaya dalam menafsirkan kehidupan beragama. Sunan Bonang sangat fokus dalam menjalani perannya sebagai ulama dan seniman sehingga ia tidak sempat menikah hingga wafatnya pada 1525 M. Makam Sunan Bonang terletak di kompleks pemakaman Desa Kutorejo, Tuban, Jawa Timur, atau berada di barat alun-alun dekat Masjid Agung Tuban.

view all 15

1 Sunan Bonang (R. Maulana Makdum Ibrahim) (Bong Tak An) "Sunan Bonang" Raden Haryo Teja's Timeline